Lahan merupakan salah satu faktor penting yang dimiliki petani. Besarnya lahan dapat menentukan besarnya penghasilan yang didapatkan seorang petani. Tentu faktor lain juga dapat mempengaruhi seperti permodalan, cuaca, pola tanam, dan lainnya. Akan tetapi, lahan yang sempit akan sangat sulit untuk mendapatkan hasil yang cukup untuk menghidupi keluarga petani.
Banyak faktor yang menyebabkan petani tidak memiliki lahan yang cukup. Di daerah dekat perkotaan misalnya, mulai banyaknya pembangunan seperti perumahan sehingga lahan-lahan pertanian mulai beralih fungsi menjadi daerah perumahan. Faktor ekonomi dan tidak meningkatnya kesejahteraan petani membuat tidak sedikit petani yang menjual lahannya.
Di sisi lain, petani yang mewariskan tanah sedangkan luasnya tidak seberapa, membuat keturunannya, yang mayoritas adalah petani juga, mendapatkan warisan yang tidak seberapa juga. Kondisi ini terus berlangsung sehingga lahan yang dimiliki semakin sedikit.
Lain halnya dengan daerah di luar pulau Jawa yang masih luas daerah lahannya jika dibandingkan dengan pulau Jawa. Banyak desa yang sudah dikelilingi oleh perusahaan seperti perusahaan sawit, kayu, atau tambang. Tentu dampak positif ada berdampingan pula dengan dampak negatif.
Salah satu contohnya adalah perusahan sawit di daerah hulu pulau Kalimantan. Daerah yang awalnya hutan menjadi area perkebunan sawit. Selain berkurangnya alternatif pekerjaan untuk masyarakat, tanpa disadari kondisi alam juga mempengaruhi kebiasaan masyarakat. Yang biasanya dapat berburu untuk makan atau berburu burung tertentu yang dapat dijual, karena kehadiran perkebunan sawit hal itu sudah tidak dapat dilakukan lagi. Dampaknya adalah desa yang masih mempertahankan daerah hutannya dari perusahaan seperti itu.
Ada juga kasus dimana perusahaan berupaya dengan berbagai macam cara agar mendapatkan pengakuan yang cenderung dimanipulasi dengan mengajak tokoh penting di desa untuk menyetujui adanya operasi perusahaan di wilayahnya dengan memberikan berbagai macam faslitas yang “menggiurkan”. Tentunya tidak sulit bagi mereka untuk menyetujui hal tersebut jika tidak memikirkan nasib masyarakat dan desanya ke depan. Hal seperti ini dapat menjadi konflik lahan yang berkepanjangan.
Belum lagi permasalahan tumpang tindihnya izin lahan yang ada di wliayah Indonesia ini dan berbagai macam masalah lainnya. Dari semua permasalahan lahan yang ada seperti yang dijelaskan di atas tentu harapan akan terus ada. Harapan bahwa permasalah lahan yang seperti benang kusut ini dapat muali terurai dan terselesaikan sehingga dapat memperbaiki kondisi pertanian di Indonesia.